Saturday, 12 December 2015

AGAMAKU ADALAH KERJA KERAS

Agama tidak menjamin kesuksesan hidup
Hanya kerja keraslah yang dapat mengantar kita kepada sukses
Tapi sejatinya
Agama mengajarkan kita untuk bekerja keras
Bekerja keras sesuai dengan profesi
Bekerja yang tekun dan efisien
Bekerja yang didasari oleh moralitas dan kecerdasan
Bekerja yang tidak didasari oleh nafsu duniawi (ketamakan) ataupun kebodohan
Bekerja yang tidak hanya mementingkan diri sendiri maupun golongan
Bekerja dengan ketulusan, keiklasan dan kegembiraan
Bekerja sebagai persembahan kepada Tuhan.
(Pesan universal Bhagavadgita)

GATHOLOCO BERTANYA

Gatholoco cemberut, lantas menjawab
Aku bingung hendak mandi dengan apa
Jikalau aku harus mandi dengan air,
Tubuhku sudah penuh dengan air
Jikalau aku harus mandi dengan api
Di dalam badanku penuh api
Jika bisa bersih menggosok badan dengan tanah
Sudah jelas (daging ini) berasal dari tanah
Jika aku mandi angin
Badanku sumber angin
Beritahukan kepadaku
Apa yang harus kupakai untuk mandi?
Jikalau bisa suci karena mandi air
Aku akan berendam selama sembilan bulan saja
Tidak perlu mencari ilmu (ketuhanan)
Ketahuilah
Bahwa sesungguhnya
Aku telah mandi Tirta Tekad Suci Ening (air tekad suci yang jernih)
Yaitu jernihnya hati
Tanpa dikotori oleh segala macam perbuatan salah
Itulah mandi yang sesungguhnya bagi manusia
Mandi yang sebenar-benarnya mandi
(Serat Gatholoco: 2: 19-22, diterjemahkan oleh Damar Shashangka)

HINDU AGAMA IMPOR (?)

Ada rekan yang bertanya
Bukannya Hindu di Indonesia juga agama impor?

Menurut saya bukan.
Agama Hindu di Indonesia bukan diimpor dari India.

Saya masih ingat
Pada jaman dulu waktu saya masih kecil
Para orang tua di kampung kalau ditanya agama mereka apa
Mereka tidak tahu agama mereka apa
Mereka tidak tahu bahwa agama mereka Hindu

Kalau saat ini kita bertanya di mana kita bisa melihat Hindu di Indonesia
Tidak heran kalau mungkin akan banyak yang bilang
Lihat saja di Bali

Tapi kalau kita undang seorang Hindu yang lahir dan besar di India
Untuk datang ke Bali
Mengikuti upacara agama Hindu di Bali
Barang kali dalam hatinya akan bertanya
Apakah ini Hindu?

Besar kemungkinan dia tidak akan bisa mengikutinya
Karena yang dia lihat bisa jadi merupakan sesuatu yang baru
Yang jauh berbeda dengan apa yang dia lakukan di India
Bukan hanya cara-caranya
Tapi juga mengenai bangunan tempat persembahyangnya
Berbeda

Jangankan mereka yang besar di India
Mungkin mereka yang sudah lama di Indonesiapun
Belum tentu bisa larut dalam acara tersebut.

Begitu juga sebaliknya,
Belum tentu semua orang Hindu Indonesia
Bisa mengikuti ritual saudara-saudra kita di India

Tapi
Kita saling menghormati perbedaan tersebut
Dua-duanya tetap Hindu.

We share the same spiritual value from the VEDAs
Termasuk Veda yang banyak dikenal
Yaitu Bhagavad Gita
Spiritual value yang mungkin juga diyakini di tempat lain
Di belahan lain dunia ini

Oleh para leluhur umat manusia

Saya yakin saudara-saudara di India
Mereka tidak mengenal Tri Hita Karana
Tidak mengenal Tri Sandhya
Tidak mengenal persembahyangan berdasarkan kalender Bali/Jawa
Tidak mengenal hari Nyepi, Galungan, Tumpek,
Tidak mengenal padmasana, rong tiga, tugu, taksu, dsb.
Tapi
Dengan perbedaan itupun
Hindu di Indonesia tetap Hindu.

Berbahagaiah mereka
Yang bahagaia atas kebahagiaan semua mahluk