PUISI KEHIDUPAN : SIAPA YANG MENOLAK TUHAN, MENOLAK DIRINYA SENDIRI. SIAPA YANG MENERIMA TUHAN, MENERIMA DIRINYA SENDIRI

Sunday 19 January 2014

SIAPA YANG MENOLAK TUHAN, MENOLAK DIRINYA SENDIRI. SIAPA YANG MENERIMA TUHAN, MENERIMA DIRINYA SENDIRI

Ibarat badan ini adalah kereta tanpa kesadaran,
Siapakah Jiwa yang memiliki kekuasaan yang membuatnya sadar?
Siapakah pengemudi kereta ini?

Ada satu Jiwa di antara hal-hal di dunia ini
Namun dia di atas hal-hal dari dunia ini.

Dia jelas dan murni
Dalam kedamaian
Dari sebuah keluasan yang kosong.

Dia di luar kehidupan badan dan citta

Tidak pernah lahir
Tidak pernah mati
Abadi
Senantiasa SATU di dalam kebesarannya sendiri

Dialah Jiwa
Yang kekuasaannya memberikan kesadaran kepada badan
Dialah pengemudi kereta.

No comments:

Post a Comment

Sanatana Dharma

Kata Sanatana Dharma berasal dari bahasa Sanskerta. Sanatana artinya tidak berawal (Anadi) dan tidak berakhir (Anantha), akan selalu ada, eternal dan everlasting serta natural. Sanatana dapat juga diartikan sebagai kekal, tidak bersifat sementara. Seperti sifat cair, tidak bisa dihilangkan dari air, sifat panas tidak bisa dihilangkan dari api.

Sedangkan Dharma, karena mengandung pengertian yang sangat kaya dan luas, tidak ada satu kata yang tepat sebagai terjemahannya. Dharma berasal dari kata dhri, yang artinya yang mengikat semua yang ada dalam jagat raya ini menjadi satu kesatuan, dan menjaganya agar tetap ada. Pengertian sederhananya adalah Hukum Alam. Dari pengertian tersebut, Sanatana Dharma dapat diartikan sebagai hukum alam yang kekal. Dalam hukum alam ini termasuk ikatan dan keterkaitan yang mengatur hubungan antar mahluk hidup dan segala yang ada di alam raya ini serta dengan Penciptanya.

Perubahan juga termasuk sesuatu yang kekal, artinya perubahan akan selalu terjadi. Jadi dalam kekelan tersebut, ada hal-hal yang tidak berubah dan berlaku secara universal, namun ada hal-hal yang dinamis, akan selalu berubah, sesuai dengan waktu, kondisi, dan situasi.

Walaupun Sanatana Dharma itu telah ada bersamaan atau lebih dahulu dari adanya alam raya ini, namun kesadaran akan Sanatana Dharma ini dikenal berkembang awalnya di dataran sungai Sindhu di India. Yang mana ajaran kesadaran ini kemudian dikenal dengan Hindu.

Karena sifatnya yang universal, Sanatana Dharma tidak hanya berkembang di lembah Sindhu, tetapi juga berkembang di tempat lain dengan sebutan lain, yang menyatu dengan kearifan lokal setempat.

Sanatana Dharma mengajarkan adanya Brahman (Sang Jiwa Tertinggi), Jiwa (atman), Hukum Karma, Reinkarnasi dan Kebebasan / liberation spiritual (moksha).