Monday 3 June 2013

YA YANG BERARTI TIDAK YANG BERARTI YA

Siapa yang mengirim citta* mengembara jauh?
Siapa yang mendorong hidup memulai ziarahnya?
Siapa yang mendesak kita mengucapkan kata-kata ini?
Siapakah jiwa di balik mata dan telinga?

Ia adalah telinga dari telinga, mata dari mata,
Ia adalah kata dari kata, citta dari citta,
Ia adalah hidup dari hidup.

Mereka yang mengikuti kebijaksanaan melewati dunia ini,
Dan meninggalkannya,
Menjadi abadi.

Di sana mata tidak pergi, tidak kata-kata, tidak citta,
Kita tidak tahu,
Kita tidak mengerti,
Bagaimana ia dapat dijelaskan:
Dia di atas yang diketahui,
Dia di atas yang tidak diketahui.

Apa yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata,
Tetapi yang dengan itu, kata-kata dapat diucapkan?
Dia adalah Barhman, Sang Jiwa,
Dan bukan apa yang orang-orang puja di sini. 

Apa yang tidak dapat dipikirkan dengan citta,
Tetapi yang dengan itu, citta dapat berpikir?
Dia adalah Brahman, Sang Jiwa,
Dan bukan apa yang orang-orang puja di sini.

Apa yang tidak dapat dilihat dengan mata,
Tetapi yang dengan itu, mata dapat melihat?
Dia adalah Brahman, Sang Jiwa,
Dan bukan apa yang orang-orang puja di sini.

Apa yang tidak dapat didengar dengan telinga,
Tetapi yang dengan itu, telinga dapat mendengar?
Dia adalah Brahman, Sang Jiwa,
Dan bukan apa yang orang-orang puja di sini.

Apa yang tidak dapat dihirup dengan nafas,
Tetapi yang dengan itu, nafas dapat dihirup?
Dia adalah Brahman, Sang Jiwa
Dan bukan apa yang orang-orang puja di sini.

Dia datang kepada pikiran mereka yang mengetahui dia di balik pikiran,
Tidak kepada mereka yang mengkhayalkan dia dapat dicapai oleh pikiran.
Dia tidak dikenal oleh yang terpelajar
Dia dikenal oleh yang sederhana.

Orang bijaksana yang telah melihat dia di dalam semua ada,
Ketika meninggalkan dunia ini,
Mencapai keabadian.

Jika kita mengatakan bahwa kita melihat sebuah benda,
Maka terbentuklah dualitas: obyek yang dilihat dan subyek yang melihatnya.

Jika kita melihat sesuatu,
Maka sebenarnya yang melihat itu adalah jiwa kita
Atma kita
Kemudian bagaimana kita bisa melihat diri kita?
Bagaimana kita bisa mengetahui diri kita?

Apa yang ada di dalan diri kita dan terpisah dari diri yang sejati?
Apa yang berbeda dari Atma yang bisa mengetahui?
Tidak ada.

Siapa yang mengatakan ia mengetahui Atma,
Ia tidak mengetahuinya.
Ia yang berada dalam tahap tidak mengetahui,
Mengetahuinya.

Ia yang melihat,
Tidaklah melihat,
Ia yang tidak melihat,
Dapat melihatnya.

(Kena Upanisad)
---------
Catatan:
*chitta = benak, kesadaran. Pada level pribadi, chitta adalah tempat di mana impresi dan oengalaman dicatat.Tempat kedudukan dari kesadaran, sub-kesadaran dan superkesadaran, dan tiga lapis kemampuan mental, yang disebut antahkarana, terdiri dari buddhi, manas dan ahamkara.

Sumber: Upanisad Himalaya Jiwa, intisari upanisad, oleh Juan Mascaro & Swami Harshanada, Editor: Ngakan Putu Putra


No comments:

Post a Comment