Betapa menjengkelkan kalau ada pengemudi di depan kita
Yang tiba-tiba mengambil arah belok
Tanpa menyalakan lampu sign (lampu sen) terlebih dahulu
Kaca spion dan lampu sen
Dibuat oleh pabrikan mobil
Karena memang berfungsi penting untuk keselamatan diri sendiri
Maupun keselamatan orang lain
Benda itu diciptakan bukan sebagai asesori pajangan
Begitu pula halnya dengan manusia
Bagi yang meyakini manusia dicipatakan oleh Tuhan
Akal, budi, pikiran, nalar, rasa, logika
Diciptakan oleh Tuhan untuk manusia karena memang ada manfaat nya
Untuk keselamatan diri sendiri
Maupun keselamatan orang lain
Maka pergunakanlah alat-alat tersebut
Semua pengemudi
Yang sehat jiwanya
Apapaun agama, kepercayaan dan ras nya
Pastinya akan menyayangi mobilnya
Dan menghindari terjadinya kecelakaan
Kalau ada Tuhan yang memang menciptakan manusia ini
Secara logika, tentunya Tuhan yang menciptakan saya
Adalah Tuhan yang sama yang menciptakan rekan saya dan juga anda
Tidak ada Tuhan Hindu, Tuhan Islam, Tuhan Katolik dan lainnya
Tuhan ya Tuhan yang menciptakan semua ini
Kalau setiap agama memang punya Tuhan sendiri-sendiri
Maka sebelum umatnya mengkonversi umat lain
Tuhan nya sendiri dulu yang harus mengkonversi Tuhan agama lain
Bila saya saat ini beragama A beralih ke agama B, atau sebaliknya
Apakah berarti pencipta saya juga berubah?
Namun apabila Tuhan itu memang hanya satu untuk semua agama
Apakah berarti Tuhan telah melanggar ajarannya sendiri?
Karena Tuhan telah menciptakan orang agama lain
Yang dalam agama X dianggap orang sesat yang harus diselamatkan
Atau dalam agama Z dianggap orang yang harus dimusnahkan
Alam semesta guruku, hati nurani agamaku. Hidup ini, sebuah misteri. Bagaimana dia ada, apa yang mengaturnya, kapan akan berakhir, dan setelah itu apa. Siapa diriku, dirimu, mereka, dia, kita semua, juga misteri. Orang yang sudah sadar akan dirinya, melihat Tuhan yang sama, Tuhan Yang Maha Esa di mana-mana, bersemayam di dalam semua mahluk hidup. Semoga semua penghuni jagat raya ini berbahagia.
Friday, 26 December 2014
Wednesday, 24 December 2014
M A A F
Marah, benci, dendam, galau, sedih
Membentuk energi negative menyelimuti diri kita
Dan menghalangi energi positif alam masuk ke dalam diri kita
Ibaratnya bumi yang ditutupi mendung tebal
Yang tidak bisa ditembus cahaya matahari
Yang juga dapat mengacaukan ataupun mengganggu
Keharmonisan energi sekitar
Permohonan maaf yang tulus
Dan memberikan maaf yang tulus
Dapat membuka kabut penutup diri kita
Menguak mendung tebal yang menggelayut di atas diri kita
Memberi maaf dan memohon maaf serta berterima kasih
Adalah salah satu dari sikap kerendahan hati
Hendaknya dilakukan setiap waktu
Bukan hanya di hari-hari ataupun saat tertentu saja
Om ksantavyah kayiko dosah
Ksantavyo vaciko mama
Ksantavyo manaso dosah
Tat pramadat ksamasva mam
Om Santhi Santhi Santhi Om
Membentuk energi negative menyelimuti diri kita
Dan menghalangi energi positif alam masuk ke dalam diri kita
Ibaratnya bumi yang ditutupi mendung tebal
Yang tidak bisa ditembus cahaya matahari
Yang juga dapat mengacaukan ataupun mengganggu
Keharmonisan energi sekitar
Permohonan maaf yang tulus
Dan memberikan maaf yang tulus
Dapat membuka kabut penutup diri kita
Menguak mendung tebal yang menggelayut di atas diri kita
Memberi maaf dan memohon maaf serta berterima kasih
Adalah salah satu dari sikap kerendahan hati
Hendaknya dilakukan setiap waktu
Bukan hanya di hari-hari ataupun saat tertentu saja
Om ksantavyah kayiko dosah
Ksantavyo vaciko mama
Ksantavyo manaso dosah
Tat pramadat ksamasva mam
Om Santhi Santhi Santhi Om
KARMA BUKAN DAGANG
Hukum karma bukanlah hukum dagang
Dalam bisnis, bila kita punya piutang 3, dan punya hutang 1
Maka hutang kita dihapuskan dan kita hanya akan menerima piutang 2
Dalam hukum karma
Semua perbuatan akan menghasilkan akibat
Dan si pembuat karma akan menerima semua akibat dari semua perbuatannya
Kita yang menebar
Kita pula yang akan menuai
Tidak ada akibat yang menjadi hilang karena akibat yang lain
Bahkan seorang manusia yang digambarkan sangat bersih perilakunya pun
Tidak akan luput dari berbuat salah
Dan karenanya akan tetap menerima akibat dari perbuatan salah tersebut
Itu yang membuat kehidupan seorang manusia
Pasti ada pasang surutnya
Hanya saja, surutnya kehidupan seseorang
Berbeda dengan surutnya kehidupan orang lain
Tergantung dari karmanya
Dalam masa surut
Kita hanya berharap agar tabah menjalaninya
Karena kita layak mengalaminya
Masa surut, suatu saat pastilah akan berakhir
Berganti masa pasang
Dalam bisnis, bila kita punya piutang 3, dan punya hutang 1
Maka hutang kita dihapuskan dan kita hanya akan menerima piutang 2
Dalam hukum karma
Semua perbuatan akan menghasilkan akibat
Dan si pembuat karma akan menerima semua akibat dari semua perbuatannya
Kita yang menebar
Kita pula yang akan menuai
Tidak ada akibat yang menjadi hilang karena akibat yang lain
Bahkan seorang manusia yang digambarkan sangat bersih perilakunya pun
Tidak akan luput dari berbuat salah
Dan karenanya akan tetap menerima akibat dari perbuatan salah tersebut
Itu yang membuat kehidupan seorang manusia
Pasti ada pasang surutnya
Hanya saja, surutnya kehidupan seseorang
Berbeda dengan surutnya kehidupan orang lain
Tergantung dari karmanya
Dalam masa surut
Kita hanya berharap agar tabah menjalaninya
Karena kita layak mengalaminya
Masa surut, suatu saat pastilah akan berakhir
Berganti masa pasang
Monday, 15 December 2014
KITA TIDAK BISA BERSEMBUNYI DARI ATAUPUN MEMBOHONGI DIRI SENDIRI
Kita tidak bisa berbohong pada alam
Karena alam akan menerima pancaran energi dari kita
Dan akan bereaksi sesuai dengan energi yang kita lepaskan
Bahkan hanya sekedar aktivitas berfikir, memiliki niat,
Yang tak bisa dilihat ataupun dirasa manusia pada umumnya
Merupakan aktivitas pemancaran energi ke alam
Dan alam akan memberi reaksi yang sesuai
Alam tidak membedakan siapa yang memancarkan energi
Apakah wanita, pria, muda, tua,
Tidak membedakan apa ras nya,
Tidak membedakan apa agamanya
Tidak membedakan apa status sosialnya
Tidak membedakan waktu dan tempat
Tidak membedakan apakah dia manusia atau mahluk jenis lain
Alam hanya membedakan energi yang seperti apa yang diterimanya
Dan akan memberikan reaksi yang sama untuk energi yang sama
Alam sangat adil.
Alam tidak bisa dibohongi
Karena alam tidak pernah berhenti bekerja
Dia selalu terjaga dan menerima energi dan memberikan reaksi yang sesuai dan adil
Manusia tidak bisa bersembunyi dari pantauan alam
Karena alam adalah setiap ruang dan waktu dalam jagat raya ini
Dan termasuk ruang dalam ruang hampa
Semua yang ada ini adalah bagian dari alam
Alam meresap dalam semua yang ada
Termasuk alam bhur, bwah maupun swah
Dan kita adalah bagian dari alam itu sendiri.
Kita tidak bisa membohongi diri sendiri
Kita tidak bisa lari dari diri sendiri
Kita tidak bisa bersembunyi dari diri sendiri
Karena alam akan menerima pancaran energi dari kita
Dan akan bereaksi sesuai dengan energi yang kita lepaskan
Bahkan hanya sekedar aktivitas berfikir, memiliki niat,
Yang tak bisa dilihat ataupun dirasa manusia pada umumnya
Merupakan aktivitas pemancaran energi ke alam
Dan alam akan memberi reaksi yang sesuai
Alam tidak membedakan siapa yang memancarkan energi
Apakah wanita, pria, muda, tua,
Tidak membedakan apa ras nya,
Tidak membedakan apa agamanya
Tidak membedakan apa status sosialnya
Tidak membedakan waktu dan tempat
Tidak membedakan apakah dia manusia atau mahluk jenis lain
Alam hanya membedakan energi yang seperti apa yang diterimanya
Dan akan memberikan reaksi yang sama untuk energi yang sama
Alam sangat adil.
Alam tidak bisa dibohongi
Karena alam tidak pernah berhenti bekerja
Dia selalu terjaga dan menerima energi dan memberikan reaksi yang sesuai dan adil
Manusia tidak bisa bersembunyi dari pantauan alam
Karena alam adalah setiap ruang dan waktu dalam jagat raya ini
Dan termasuk ruang dalam ruang hampa
Semua yang ada ini adalah bagian dari alam
Alam meresap dalam semua yang ada
Termasuk alam bhur, bwah maupun swah
Dan kita adalah bagian dari alam itu sendiri.
Kita tidak bisa membohongi diri sendiri
Kita tidak bisa lari dari diri sendiri
Kita tidak bisa bersembunyi dari diri sendiri
Sunday, 14 December 2014
DI ALAM MATERIAL, SELALU ADA LAWAN / MUSUH
PENYEMBAH MURNI TUHAN, MENDOAKAN KESEJAHTERAAN SEMUA INSAN
Kehidupan manusia diawali ketika dia mulai menekuni kehidupan sprititual
Makan, tidur, membela diri dan berketurunan, adalah empat sifat dasar binatang
Lalu apa bedanya manusia dengan binatang, kalau hanya melakukan empat dasar aktivitas tersebut?
Di mana letak kemuliaan manusia?
Kehidupan manusia dimulai ketika dia mulai menekuni spiritualitas
Ketika dia mulai mempertanyakan dan mencari penjelasan
Mengenai siapa dirinya,
Apa tujuan hidupnya,
Apa hubungan dirinya dengan penghuni lainnya di jagat raya ini,
Dan dengan pemahamannya atas hubungan-hubungan tersebut
Kemudian membentuk pikiran, perkataan dan perilakunya.
Ada suatu bentuk agama dalam kehidupan manusia
Yang bertujuan menginsyafi-diri dan memberikan petunjuk hubungan yang kekal
Antara roh (sang jiwa) dan Sang Sumber Kehidupan (Tuhan ataupun Brahman).
Mahabarata,
Adalah perang dengan saudara
Saudara sedarah
Ketahuilah bahwa saudara sedarah kita yang lebih dekat lagi
Adalah diri sendiri
Mahabarata adalah perang dalam diri sendiri
Bukan perang dengan orang lain
Selalu ada lima Pandawa dan Seratus Korawa dalam diri manusia
Yang apabila tidak mengikuti pentunjuk dari Krisna
Pandawa tidak akan pernah mengalahkan Korawa
Yang apabila tidak selalu eling
Sifat-sifat keTuhanan dalam diri
Tidak akan pernah menang, menguasai sifat-sifat kegelapan dalam diri.
Di dalam tingkatan yang lebih rendah dari masyarakat manusia
Di sana selalu terjadi perseteruan untuk berkuasa atas alam material
Atau dengan kata lain,
Selalu ada lawan atau musuh yang abadi
Dalam bersaing untuk memperebutkan kepuasan indera.
Di dalam dunia material
Ada persaingan antara binatang,
Antar manusia, antar masyarakat dan antar bangsa
Namun para penyembah murni Tuhan
Berada di atas persaingan-persaingan tersebut.
Para penyembah murni Tuhan
Bukan hanya bebas dari persaingan materialistik tersebut
Melainkan mereka juga mengharapkan kesejahteraan semua insan
Mereka sedang menempuh jalan untuk kembali kepada Tuhan
Tempat hidup yang kekal dan penuh kebahagiaan
Tidak sesuatupun yang bukan bagian dari Hakikat Sejati
Segala sesuatu yang terpancar dari Hakikat Sejati
Adalah energI-energi yang bersifat relatif
Tapi secara bersamaan, setiap energi adalah berbeda dengan Hakikat Sejati
Srimad-Bhagavatam secara gamblang mengemukakan filsafat “sama-dan-berbeda-pada-saat –yang-sama” ini dari Vedanta-sutra
Para rohaniawan murni
Sudah terbebas dari persaingan dunia material
Pemuasan indera
Zaman ini
Beragama lebih banyak dimotivasi oleh pencarian keuntungan ekonomi, untuk kepuasan indera
Bukan untuk tujuan spritiual
Banyak orang beranjak (merasa) ke tingkatan lebih tinggi
Mencari sorga dengan tujuan (tanpa disadari) untuk kepuasan indera
Mencari moksa dengan tujuan (tanpa dipahami) untuk kepuasan indera
Namun semua tingkatan itu pada hakekatnya
Kepuasan indera dalam bentuk lain.
(Dikutip dari penjelasan Srimad Bhagavatam, dan atas persepsi sendiri)
Kehidupan manusia diawali ketika dia mulai menekuni kehidupan sprititual
Makan, tidur, membela diri dan berketurunan, adalah empat sifat dasar binatang
Lalu apa bedanya manusia dengan binatang, kalau hanya melakukan empat dasar aktivitas tersebut?
Di mana letak kemuliaan manusia?
Kehidupan manusia dimulai ketika dia mulai menekuni spiritualitas
Ketika dia mulai mempertanyakan dan mencari penjelasan
Mengenai siapa dirinya,
Apa tujuan hidupnya,
Apa hubungan dirinya dengan penghuni lainnya di jagat raya ini,
Dan dengan pemahamannya atas hubungan-hubungan tersebut
Kemudian membentuk pikiran, perkataan dan perilakunya.
Ada suatu bentuk agama dalam kehidupan manusia
Yang bertujuan menginsyafi-diri dan memberikan petunjuk hubungan yang kekal
Antara roh (sang jiwa) dan Sang Sumber Kehidupan (Tuhan ataupun Brahman).
Mahabarata,
Adalah perang dengan saudara
Saudara sedarah
Ketahuilah bahwa saudara sedarah kita yang lebih dekat lagi
Adalah diri sendiri
Mahabarata adalah perang dalam diri sendiri
Bukan perang dengan orang lain
Selalu ada lima Pandawa dan Seratus Korawa dalam diri manusia
Yang apabila tidak mengikuti pentunjuk dari Krisna
Pandawa tidak akan pernah mengalahkan Korawa
Yang apabila tidak selalu eling
Sifat-sifat keTuhanan dalam diri
Tidak akan pernah menang, menguasai sifat-sifat kegelapan dalam diri.
Di dalam tingkatan yang lebih rendah dari masyarakat manusia
Di sana selalu terjadi perseteruan untuk berkuasa atas alam material
Atau dengan kata lain,
Selalu ada lawan atau musuh yang abadi
Dalam bersaing untuk memperebutkan kepuasan indera.
Di dalam dunia material
Ada persaingan antara binatang,
Antar manusia, antar masyarakat dan antar bangsa
Namun para penyembah murni Tuhan
Berada di atas persaingan-persaingan tersebut.
Para penyembah murni Tuhan
Bukan hanya bebas dari persaingan materialistik tersebut
Melainkan mereka juga mengharapkan kesejahteraan semua insan
Mereka sedang menempuh jalan untuk kembali kepada Tuhan
Tempat hidup yang kekal dan penuh kebahagiaan
Tidak sesuatupun yang bukan bagian dari Hakikat Sejati
Segala sesuatu yang terpancar dari Hakikat Sejati
Adalah energI-energi yang bersifat relatif
Tapi secara bersamaan, setiap energi adalah berbeda dengan Hakikat Sejati
Srimad-Bhagavatam secara gamblang mengemukakan filsafat “sama-dan-berbeda-pada-saat –yang-sama” ini dari Vedanta-sutra
Para rohaniawan murni
Sudah terbebas dari persaingan dunia material
Pemuasan indera
Zaman ini
Beragama lebih banyak dimotivasi oleh pencarian keuntungan ekonomi, untuk kepuasan indera
Bukan untuk tujuan spritiual
Banyak orang beranjak (merasa) ke tingkatan lebih tinggi
Mencari sorga dengan tujuan (tanpa disadari) untuk kepuasan indera
Mencari moksa dengan tujuan (tanpa dipahami) untuk kepuasan indera
Namun semua tingkatan itu pada hakekatnya
Kepuasan indera dalam bentuk lain.
(Dikutip dari penjelasan Srimad Bhagavatam, dan atas persepsi sendiri)
Saturday, 29 November 2014
PESAN TERAKHIR KRISNA
(Dalam serial TV Mahabarata, episode 267)
Selama
orang-orang tinggal di tanah ini,
Ingatlah
kisah Mahabarata ini
Semoga
pelajaran ini berguna dan menerangi hidup kita
Benih dari kebenaran
telah ditaburkan di hati merkea
Segera mereka
akan mekar menjadi bunga-bunga
Semoga akan
mendapatkan berkah
Semoga seluruh
alam semesta mendapatkan berkah
Seluruh alam
semesata ini adalah milik kita
Keluarga kita
sendiri
Kebahagaian
manusia terletak pada kebahagiaan keluarganya
Semoga tidak
ada lagi permusuhan
Om Saha
Naavavathu
Sahanau
Bhunaktu
Saha Veeryam
Kara Vaavahai
Tejasvi
Naavadheetamastu
Maa
Vidwishaavahai
Perang Mahabarata, kisah kepahlawanan Mahabarata,
menegakkan banyak kebenaran. Tetapi kebenaran yang utama adalah, bahwa keegoan
dan perselisihan, adalah akar penyebab sebuah dosa. Dan persatuan adalah dasar
dari kebenaran. Bagaimana? Nilailah dirimu sendiri.
Hati manusia selalu dikelilingi oleh harapan utuk
memperoleh kekuatan, kebahagiaan, kekayaan dan kemewahan. Tapi pada tingkat perorangan,
manusia yang adil pada keturunannya, orang tuanya, saudaranya dan istrinya, dia
tidak melakukan ketidak adilan. Dia
berbagi kekayaannya, baik yang berwujud maupun tidak berwujud dengan mereka.
Karena dia tahu kalau kepuasannya terletak pada keluarga. Dasar kepuasannya
adalah keluarga.
Orang juga akan tahu kalau kepuasannya tergantung
pada masyarakatnya. Namun dia sering berlaku tidak adail pada masyarakatnya.
Dia dengan seenaknya memeras masyarakat. Karena dia tidak meyakini bahwa
masyarakat alasan di balik kepuasannya. Sebaliknya, dia berpendapat kalau ini,
sebuah sarana untuk mencapai kepuasan. Perbedaannya terletak pada wawasan.
Tetapi ketika manusia menyadari, bahwa seluruh alam
semesta adalah sebuah perwujudan dari Yang Maha Kuasa, setiap mahluk adalah
bagian dari Yang Maha Kuasa, ini berarti tidak ada yang terpisah. Semua yang
ada adalah bagian dari satu kesatuan. Seluruh alam semesta ini adalah milik
kita, keluarga kita sendiri. Maka tidak ada alasan untuk marah. Semua
bentrokan, semua permusuhan, semua balas dendam, akan musnah. Membaktikan diri
pada Tuhan, dan bersatu dengan alam semesta, adalah azas dasar dari kebenaran.
Perjalanan yang terjadi dalam Mahabarata, adalah
dari kemarahan seseorang menjadi kenyataan, dari perpecahan menjadi
persatuan. Selama orang-orang tinggal di
tanah ini, ingatlah kisah Mahabarata ini. Penghancuran yang sangat luas ini,
tidak akan terjadi lagi. Tidak ada kekuatan yan dapat mengurangi kebesarannya.
Salam hangat dengan tulus hati, telah mengikuti
perjalananku, di perjalanan ini. Benih kebenaran telah ditaburkan di hati
mereka, segera mereka akan mekar menjadi bunga-bunga. Semoga memperoleh berkah.
Semoga seluruh alam semesta memperoleh berkah.
Om Saha Naavavathu
Semoga Yang Maha Kuasa selalu melindungi kita
Sahanau Bhunaktu
Semoga kita mendapat rejeki
Saha Veeryam Kara Vaavahai
Semoga kita bisa bekerja sama dengan kekuatan Tuhan
Tejasvi Naavadheetamastu
Semoga pelajaran ini berguna dan menerangi hidup kita
Maa Vidwishaavahai
Semoga tidak ada rasa permusuhan ataukecemburuan
terhadap yang lain
Om Shanti Shanti Shanti
Semoga damai di hati, damai di dunia, damai di
akhirat.
Friday, 28 November 2014
GOLDEN AGE - SANATANA DHARMA
Yang penting bukan agama, tapi spirituality
Banyak duka dan penderitaan di muka bumi ini
Yang diakibatkan oleh terkotak-kotaknya manusia
Oleh agama yang berbeda-beda
Bahkan melaksanakan ajaran Hindu
Tanpa memahami ajaran spiritualitas yang ada di dalamnya
Tidak melaksanakan sesuai ajaran Dharma (Sanatana Dharma)
Tidaklah cukup
Jika kita tidak menyertakan spirituality
Dalam setiap tindakan kita
Maka yang akan ada hanyalah penderitaan
Jika spiritualitas sudah dimiliki oleh setiap orang di bumi ini
Artinya pada saat agama-agama sudah tidak ada
Pada saat manusia tidak lagi terkotak-kotak oleh agama
Tapi disatukan oleh universal law, natural law
Spiritualitas
Saat itulah "golden age" akan tercipta
Sanatama Dharma pernah ada di seluruh muka bumi ini
Dengan sebutan yang berbeda-beda
Sebelum agama-agama ada
Dharma is harmony in diversity
Harmoni dalam perbedaan
Karena hidup ini terdiri dari perbedaan
Namun kita adalah satu
Sunday, 2 November 2014
AGAMA MISTIK (?)
Bukanlah suatu hal yang aneh
Bilamana banyak orang yang kesulitan memahami Hinduisme
Atau yang aslinya dikenal dengan Sanatana Dharma
Karena Hinduisme bukanlah sebuah agama
Tidak ada yang tahu dengan pasti kapan Hinduisme pertama kali dicetuskan
Siapa manusia pertama kali yang mencetuskannya
Siapa nabi nya
Hinduisme merupakan jalan spiritual
Yang menuntun pemeluknya untuk mengalami sendiri
Kebenaran yang ada dalam dirinya
Untuk mencapai kesadaran tertinggi
Di mana manusia dan Tuhan adalah satu
Saya adalah seorang Hindu
Tatkala saya meyakini Tuhan itu adalah sebuah sosok personal
Yang ada di luar badan manusia
Yang mempunyai bentuk dan nama
Dan sorga neraka itu ada setelah mati
Saya adalah soerang Hindu
Tatkala menyebut Tuhan dengan nama Shiva
Begitupun tatkala menyebut Tuhan dengan nama Wishnu ataupun Brahma (Agni)
Begitu pula tatkala saya menyembah saktinya para Dewa
Namun saya adalah tetap seorang Hindu
Tatkala saya meyakini Tuhan itu ada meresap dalam semua ciptaanNya
Tatkala saya meyakini, Tuhan ada di dalam diri manusia
Tatkala saya mencari Tuhan ke dalam diri saya
Tatkala saya mencari sorga dan neraka ke dalam diri, saat ini
Tatkala saya meyakini Tuhan itu adalah alam semesta ini
Tatkala saya meyakini kita semua terhubung, the whole universe is in a one connection
Tatkala saya meyakini, we create our own destiny
Saya seorang Hindu
Tatkala saya menyembah Tuhan dengan berbagai ritual dan simbol-simbol
Namun
Saya tetap seorang Hindu
Tatkala saya hanya duduk sendiri dengan hati dan pikiran saya tanpa apa-apa
Berkomunikasi dengan Tuhan
Baik yang ada di luar maupun di dalam diri saya
Saya seorang Hindu
Tatkala saya memakan semua makanan dengan wajar
Namun
Saya tetap seorang Hindu tatkala saya memutuskan untuk menjadi vegetarian
Saya seorang Hindu
Manakala saya mengejar harta dan kama (duniawi) berdasarkan dharma
Namun
Saya tetap seorang Hindu
Bilamana saya memutuskan untuk semakin meninggalkan ketertarikan dengan duniawi
Kebenaran apakah yang diajarkan dalam Sanatana Dharma?
Jalan apakah yang diajarkan dalam Hinduisme
Kebenaran universal tapi tidak general
Jalan spiritual untuk semua orang dengan tingkatan yang berbeda
Dengan pemahaman dan kemampuan yang berbeda
Jalan yang bebas dengan tujuan yang sama
Jalan dan cara tersebut dapat saja sangat unik untuk orang yang bersangkutan
Karena jalan tersebut bersifat pribadi
Yang bisa saja berbeda dengan orang lain.
Bilamana banyak orang yang kesulitan memahami Hinduisme
Atau yang aslinya dikenal dengan Sanatana Dharma
Karena Hinduisme bukanlah sebuah agama
Tidak ada yang tahu dengan pasti kapan Hinduisme pertama kali dicetuskan
Siapa manusia pertama kali yang mencetuskannya
Siapa nabi nya
Hinduisme merupakan jalan spiritual
Yang menuntun pemeluknya untuk mengalami sendiri
Kebenaran yang ada dalam dirinya
Untuk mencapai kesadaran tertinggi
Di mana manusia dan Tuhan adalah satu
Saya adalah seorang Hindu
Tatkala saya meyakini Tuhan itu adalah sebuah sosok personal
Yang ada di luar badan manusia
Yang mempunyai bentuk dan nama
Dan sorga neraka itu ada setelah mati
Saya adalah soerang Hindu
Tatkala menyebut Tuhan dengan nama Shiva
Begitupun tatkala menyebut Tuhan dengan nama Wishnu ataupun Brahma (Agni)
Begitu pula tatkala saya menyembah saktinya para Dewa
Namun saya adalah tetap seorang Hindu
Tatkala saya meyakini Tuhan itu ada meresap dalam semua ciptaanNya
Tatkala saya meyakini, Tuhan ada di dalam diri manusia
Tatkala saya mencari Tuhan ke dalam diri saya
Tatkala saya mencari sorga dan neraka ke dalam diri, saat ini
Tatkala saya meyakini Tuhan itu adalah alam semesta ini
Tatkala saya meyakini kita semua terhubung, the whole universe is in a one connection
Tatkala saya meyakini, we create our own destiny
Saya seorang Hindu
Tatkala saya menyembah Tuhan dengan berbagai ritual dan simbol-simbol
Namun
Saya tetap seorang Hindu
Tatkala saya hanya duduk sendiri dengan hati dan pikiran saya tanpa apa-apa
Berkomunikasi dengan Tuhan
Baik yang ada di luar maupun di dalam diri saya
Saya seorang Hindu
Tatkala saya memakan semua makanan dengan wajar
Namun
Saya tetap seorang Hindu tatkala saya memutuskan untuk menjadi vegetarian
Saya seorang Hindu
Manakala saya mengejar harta dan kama (duniawi) berdasarkan dharma
Namun
Saya tetap seorang Hindu
Bilamana saya memutuskan untuk semakin meninggalkan ketertarikan dengan duniawi
Kebenaran apakah yang diajarkan dalam Sanatana Dharma?
Jalan apakah yang diajarkan dalam Hinduisme
Kebenaran universal tapi tidak general
Jalan spiritual untuk semua orang dengan tingkatan yang berbeda
Dengan pemahaman dan kemampuan yang berbeda
Jalan yang bebas dengan tujuan yang sama
Jalan dan cara tersebut dapat saja sangat unik untuk orang yang bersangkutan
Karena jalan tersebut bersifat pribadi
Yang bisa saja berbeda dengan orang lain.
MENJADI MANUSIA ITU MULIA
Apa yang katanya wahyu dari Tuhan
Sebaiknya tidak ditelan apa adanya membabi buta
Apa yang katanya hanya merupakan hasil pemikiran manusia
Hendaknya jangan langsung dibuang ke tong sampah
Cerna dulu pakai kecerdasan
Kecerdasan nalar maupun kecerdasan rasa
Karena hanya manusia yang diberkati oleh Tuhan
Dengan kecerdasan tersebut
Dalam kitab Sarasamuscaya disebutkan
Bahwa pustaka Mahabrata lahir dari budi luhur sang punjangga
Sang maharsi, Bhagawan Byasa nama beliau
Ri sakwehing sarwa bhuta,
Iking janma wwang juga wenang gumayaken ikang cubha acubha karma,
Kuneng panentasakena ring cubha karma juga ikang acubhakarma,
Phalaning dadi wong.
Di antara semua mahluk hidup
Hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah
Yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk;
Leburlah ke dalam perbuatan baik,
Segala perbuatan yang buruk itu;
Demikian lah gunanya (pahalanya) menjadi manusia
Apan iking dadi wwang
Uttama juga ya,
Nimittaning mangkana,
Wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara,
Makasadhanang cubhakarma,
Hinganing kottamaning dadi wwang kita.
Menjelma jadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama
Sebab demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik
Demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia
Iking tang janma wwang,
Ksanikaswabhawa ta ya,
Tan pahi lawan kedapning kilat, durlabha towi,
Matangnyan pongakena ya ri kagawayanning dharmasadhana, sakananging manasanang sangsara,
Swargaphala kunang.
Kelahiran sebagai manusia sangat pendek dan cepat,
Bagaikan pijaran cahaya petir,
Lagi pula kesempatan seperti ini sungguh sulit di dapatkan.
Oleh karena itu pergunakanlah kesempatan ini sebaik-baiknya,
Lakukanlah perbuatan-perbuatan bajik/benar
Yang akan memutus lingkaran dan putaran kesengsaraan lahir dan mati,
Dimana kebebasan abadi itu bisa di peroleh.
(sumber: Sarasamuccaya, http://dongengbudaya.wordpress.com/2012/09/15/sarasamuscaya/ )
Sebaiknya tidak ditelan apa adanya membabi buta
Apa yang katanya hanya merupakan hasil pemikiran manusia
Hendaknya jangan langsung dibuang ke tong sampah
Cerna dulu pakai kecerdasan
Kecerdasan nalar maupun kecerdasan rasa
Karena hanya manusia yang diberkati oleh Tuhan
Dengan kecerdasan tersebut
Dalam kitab Sarasamuscaya disebutkan
Bahwa pustaka Mahabrata lahir dari budi luhur sang punjangga
Sang maharsi, Bhagawan Byasa nama beliau
Ri sakwehing sarwa bhuta,
Iking janma wwang juga wenang gumayaken ikang cubha acubha karma,
Kuneng panentasakena ring cubha karma juga ikang acubhakarma,
Phalaning dadi wong.
Di antara semua mahluk hidup
Hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah
Yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk;
Leburlah ke dalam perbuatan baik,
Segala perbuatan yang buruk itu;
Demikian lah gunanya (pahalanya) menjadi manusia
Apan iking dadi wwang
Uttama juga ya,
Nimittaning mangkana,
Wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara,
Makasadhanang cubhakarma,
Hinganing kottamaning dadi wwang kita.
Menjelma jadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama
Sebab demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik
Demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia
Iking tang janma wwang,
Ksanikaswabhawa ta ya,
Tan pahi lawan kedapning kilat, durlabha towi,
Matangnyan pongakena ya ri kagawayanning dharmasadhana, sakananging manasanang sangsara,
Swargaphala kunang.
Kelahiran sebagai manusia sangat pendek dan cepat,
Bagaikan pijaran cahaya petir,
Lagi pula kesempatan seperti ini sungguh sulit di dapatkan.
Oleh karena itu pergunakanlah kesempatan ini sebaik-baiknya,
Lakukanlah perbuatan-perbuatan bajik/benar
Yang akan memutus lingkaran dan putaran kesengsaraan lahir dan mati,
Dimana kebebasan abadi itu bisa di peroleh.
(sumber: Sarasamuccaya, http://dongengbudaya.wordpress.com/2012/09/15/sarasamuscaya/ )
Sunday, 28 September 2014
BERAGAMA
Beragama
Setelah beragama
Kalau kita menjadi orang yang merasa paling super
Paling benar
Dan sibuk menyalahkan orang lain
Saya yakin kita salah belajar agama
Seharusnya setelah beragama
Kita menjadi lebih rendah hati
Lebih kasih
Lebih welas
Lebih toleran
Dan lebih menerima keberagaman
Setelah beragama
Kalau kita menjadi orang yang merasa paling super
Paling benar
Dan sibuk menyalahkan orang lain
Saya yakin kita salah belajar agama
Seharusnya setelah beragama
Kita menjadi lebih rendah hati
Lebih kasih
Lebih welas
Lebih toleran
Dan lebih menerima keberagaman
Tuesday, 23 September 2014
PERJALANAN
Tidak berharap hal yang mudah
(Karena tahu diri)
Bukan berarti mengharapkan yang susah
Namun hanya berharap semoga kuat menjalani
Agar mudah dan susah, menjadi tidak relevan lagi
- Rahayu -
(Karena tahu diri)
Bukan berarti mengharapkan yang susah
Namun hanya berharap semoga kuat menjalani
Agar mudah dan susah, menjadi tidak relevan lagi
- Rahayu -
Sunday, 31 August 2014
SITUASI UMAT ISLAM DI BALI, GAWAT DAN SANGAT TERTEKAN?
28 Agustus 2014
[Sumber: http://m.kompasiana.com/post/read/683684/1/situasi-umat-islam-di-bali-gawat-dan-sangat-tertekan.html]
Hari-hari belakangan ini, kita di Indonesia dihebohkan dengan berita dari Bali, tentang pelarangan pemakaian jilbab bagi muslimah. Diawali dari berita protes warga Bali atas perintah pemakaian jilbab bagi karyawan Hypermart. Sebuah jaringan swalayan besar di pulau ini. Lalu ini memancing orang mengulik masalah lain, pelarangan pemakaian jilbab di sekolah negeri.
Win Wan Nur
Penganut Islam, Tinggal di Bali
[Sumber: http://m.kompasiana.com/post/read/683684/1/situasi-umat-islam-di-bali-gawat-dan-sangat-tertekan.html]
Hari-hari belakangan ini, kita di Indonesia dihebohkan dengan berita dari Bali, tentang pelarangan pemakaian jilbab bagi muslimah. Diawali dari berita protes warga Bali atas perintah pemakaian jilbab bagi karyawan Hypermart. Sebuah jaringan swalayan besar di pulau ini. Lalu ini memancing orang mengulik masalah lain, pelarangan pemakaian jilbab di sekolah negeri.
Di negara ini berita yang menyerempet-nyerempet agama (baca : Islam) seperti ini. Tidak butuh waktu lama untuk segera menjadi santapan empuk nan lezat bagi para penganut paham radikal. Yang jangankan kelompok berbeda agama, yang seagama dengan mereka tapi berbeda pandangan saja biasa mereka ‘syiah-kan’, Sepilis-kan sampai mereka kafirkan.
Berita yang tadinya sehasta mereka penggal menjadi sejengkal, lalu ditambahi dengan bumbu-bumbu yang sejengkal tadi bertambah menjadi sedepa.
Berita hasil olahan kelompok jenis ini selalu bermuara pada kesimpulan apa yang mereka sebut sebagai FAKTA bahwa kalau Islam yang menjadi mayoritas, semua penganut agama lain hidup dengan tenang dan nyaman. Sebaliknya kalau Islam menjadi minoritas, maka umat Islam selalu ditekan dan dilecehkan. Mereka dengan mantap selalu bisa meyakinkan pengikutnya, bahwa di manapun di muka bumi, Islam selalu menjadi korban.
Teknik memposisikan diri sebagai korban ini adalah teknik yang selalu digunakan di sepanjang sejarah peradaban untuk membangkitkan semangat perlawanan. Dengan memposisikan diri sebagai korban semua menjadi halal. Contoh nyata dari keberhasilan teknik ini adalah pembantaian yang dilakukan suku Hutu yang digambarkan sebagai mayoritas yang menjadi korban terhadap suku Tutsi di Rwanda dan Burundi.
Salah seorang yang paling bersemangat dengan adanya berita dari Bali ini adalah Jonru, kader PKS yang namanya naik daun saat pilpres silam karena sangat militant dalam mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Jonru dan kawan-kawan menggambarkan bahwa media-media di negeri ini (kecuali dia dan orang-orang sejenisnya) selalu mendiskreditkan Islam. ‘Kekerasan’ yang dilakukan umat Islam selalu dibesar-besar, sementara kalau umat lain yang melakukan ketidak adilan pada umat Islam. Media bungkam.
Di tangan Jonru yang sangat mahir mengolah kata. Berita-berita yang sebenarnya sangat bisa dianalisa dengan memahami latar belakang dan alsannya ini diubah menjadi begitu bombastis. Berdasarkan penggambaran yang disampaikan Jonru, pembacanya langsung membayangkan seolah-olah pulau Bali ini isinya cuma para pembenci Islam. Oleh Jonru orang Islam di Bali digambarkan seolah-olah sedemikian menderita dan tertekan. Seolah-olah di pulau ini semua manusia begitu alergi wanita jilbab dan sebaliknya sangat nyaman melihat perempuan berbikini.
Dan akhirnya gampang ditebak, berita ini memicu reaksi keras dari seluruh negeri. Kaum muslimin yang menerima berita hasil olahan Jonru. Sebagai wujud simpati kepada warga muslim yang mereka bayangkan mendapat perlakuan ‘tidak adil’ di Bali, pulau dengan penduduk mayoritas hindu ini. Langsung bersemangat seperti mau perang.
Reaksi yang muncul untuk menghukum Bali beragam. Mulai dari yang mengusulkan supaya pulau Bali diboikot, tidak dikunjungi lagi sebagai tempat wisata supaya ekonominya mati. Sampai yang menganjurkan untuk melakukan pembalasan kepada warga Bali yang ada di luar pulau.
Menariknya, yang berkomentar itu bukanlah kelompok orang dengan pendidikan rendah. Beberapa di antara komentator ini adalah dosen perguruan tinggi negeri yang sudah menamatkan pendidikan di strata 2.
Tapi benarkah Bali sedemikian gawatnya?
Saya adalah seorang muslim yang sudah menetap di Bali sejak tahun 2003, tepat 4 bulan setelah peristiwa bom Bali pertama yang menghebohkan dunia. Saya menikah di tahun 2004 di Jakarta. Tapi selepas menikah, saya dan istri memutuskan menetap di Bali. Kami sekarang memiliki 3 orang anak yang semuanya lahir di Bali.
Tahun 2010, kami sekeluarga sempat pindah ke Jakarta selama 3 tahun. Tapi istri saya yang lahir dan besar di Jakarta. Ternyata tidak betah tinggal di tanah kelahirannya, memaksa saya untuk kembali ke Bali.
Sebelum tinggal di Bali. Dari lahir sampai masa awal masa remaja. Saya tinggal di Takengen, sebuah kota kecil yang merupakan kota terbesar di dataran tinggi Gayo. Awal masa remaja, sampai awal usia dewasa saya habiskan di Banda Aceh. Ibukota provinsi Aceh yang dikenal dengan nama Serambi Mekkah. Di kedua kota ini mayoritas penduduknya adalah pemeluk Islam.
Dengan latar belakang seperti ini, saya bisa membandingkan. Bagaimana perlakuan mayoritas dan tekanan terhadap minoritas di tempat saya berasal dan ketika saya menjadi minoritas di Bali.
Tentu saja ada perbedaan dalam menjalani agama yang saya anut, dalam posisi saya sebagai minoritas di Bali dan dalam posisi sebagai mayoritas di Gayo dan Aceh.
Contoh paling nyata pada hari Jum’at. Di Bali, hari jum’at pada saat waktu shalat orang-orang tetap ramai berkeliaran di jalan. Berbeda dengan di Gayo dan di Aceh yang mulai azan sampai selesainya shalat jum’at seluruh jalanan dan pertokoan sepi.
Kemudian di bulan ramadhan. Di Bali semua warung tetap buka. Tak akan ada yang melihat dengan pandangan aneh orang yang makan minum di tengah keramaian. Ini yang membedakan.
Tapi selebihnya, tak ada yang berbeda. Mesjid tetap mengumandangkan azan lima kali sehari. Shalat jum’at juga tetap ramai. Bahkan di Bali, seringkali saat shalat jum’at. Para pecalang Hindu lah yang menjaga keamanan.
Pengajian-pengajian, yasinan, membaca shalawat di tengah perumahan penduduk yang mayoritas Hindu. Biasa kami lakukan tanpa gangguan, bahkan meskipun itu dilakukan sampai larut malam.
Terus terang saya tidak bisa membayangkan kalau ini terjadi di Gayo, tanah kelahiran saya. Di tengah perumahan penduduk seperti Bale, Bebesen atau Kebayakan. Di Aceh, tempat saya menghabiskan masa muda sampai awal usia dewasa. Di kampung Laksana, Kampung Keuramat, Lamprit, Lingke atau Prada. Sekelompok warga beragama Kristen, malam-malam berkumpul menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Yesus. Atau komunitas Hindu yang melafalkan Puja Tri Sandya tiga kali sehari dengan pengeras suara. Lalu penduduk yang mayoritas muslim seperti saya, di sana akan tetap tenang, sama sekali tidak terganggu untuk menunjukkan bagaimana tolerannya penganut Islam.
Gambaran seperti ini, jelas tidak mungkin bisa kita dapatkan dari Jonru dan orang-orang sejenisnya. Anda harus ke Bali dan menetap di Bali beberapa lama, untuk bisa memahami ini.
Lalu benarkah media selalu mendiskreditkan Islam dan membela non muslim, membesar-besarkan ‘kekerasan’ yang dilakukan muslim sementara mentolerir intoleransi yang dilakukan non muslim.
Kalau kita bicara media Internasional dan yang dikategorikan sebagai Non Muslim ini adalah Kristen atau Yahudi, mungkin saja anggapan ini benar.
Tapi kalau yang kita bicarakan adalah media di Indonesia, dan yang yang dikategorikan sebagai non muslimnya adalah penganut Hindu Bali yang jumlahnya tidak sampai 4 juta di antara 253 juta penduduk negara ini. Apakah media juga berpihak pada non muslim?. Jangan buru-buru menjawab, mari kita bandingkan.
Seberapa besar porsi media memberitakan berita intoleransi di Bali ini dengan berita pembantaian penduduk penganut agama Hindu Bali oleh mayoritas Muslim di Lampung dan Sumbawa beberapa waktu yang lalu. Pada peristiwa pembantaian yang level kekejamannya tidak di bawah level kekejaman pembantaian Israel terhadap Palestina. Kenapa tidak ada media yang memberitakannya secara intens?.
Kalau media lebih berpihak ke Non Muslim. Kenapa kita lebih familiar dengan ‘pembantaian’ di Rohingya ketimbang pembantaian di Lampung dan Sumbawa?
Kalau orang Bali sedemikian bencinya kepada umat Islam sebagaimana digambarkan oleh Jonru dan kawan-kawan. Kenapa, setelah saudara-saudara mereka dibantai di Lampung dan Sumbawa, mereka tidak melakukan pembalasan dengan membantai muslim yang ada di Bali?. Kenapa sehabis peristiwa Bom Bali, dimana pelakunya dengan terang-terangan mengatakan di depan pengadilan dan diliput televisi dari seluruh dunia mengatakan dia melakukan pembantaian itu karena ‘MENJALANKAN PERINTAH AGAMANYA’ . Kami umat islam tidak diusir dari pulau ini?
Ketika terjadi peristiwa Bom Bali yang di blow up dan dibesar-besarkan jasanya adalah Haji Bambang, tetangga saya selama lima tahun tinggal di Kuta Permai. Sedemikian populernya Haji Bambang di blow up Media. Sampai dia mendapat anugerah pahlawan Asia, Kick Andy sampai diundang bicara di Dewan Keamanan PBB di New York sana.
Pertanyaannya kalau media lebih berpihak ke non muslim (baca: Hindu Bali). Kenapa dalam peristiwa Bom Bali ini, ‘jasa’ Haji Bambang yang di blow, bukan jasa-jasa tokoh yang beragama Hindu?.
Silahkan dijawab dan direnungkan dengan pikiran jernih.
Kembali ke berita tentang pelarangan jilbab dan sikap intoleransi di Bali.
Tentu saja, tidak semua berita yang disampaikan oleh media-media itu adalah isapan jempol belaka. Beberapa di antaranya mengandung kebenaran.
Benar ada protes atas perintah memakai jilbab di Hypermart. Tapi yang tidak disampaikan oleh Jonru dan manusia sejenisnya ini adalah ‘yang melakukan protes atas kewajiban memakai jilbab itu adalah para karyawati penganut Hindu’.
Benar ada usulan pelarangan pemakaian jilbab bagi siswi di sekolah negeri, tapi ide ini masih sedang didiskusikan. Benar ada sentimen anti Islam di Bali, tapi itu yang melakukannya adalah sekelompok orang di bawah pimpinan Arya Weda. Mantan anggota Boy Band yang satu grup dengan Indra Bekti yang mengangkat dirinya sendiri menjadi Raja Bali, melalui berbagai organisasi yang mengatasnamakan Hindu yang dia bentuk. Bukan seluruh orang Bali.
Yang tidak disampaikan oleh Jonru dan manusia sejenisnya adalah, di Bali sendiri ada perlawanan dari umat Hindu terhadap kelompok-kelompok intoleran ini. Contohnya, Jerinx yang dikenal sebagai drummer Grup Band ‘Superman Is Dead’, yang saat ini sedang gencar mengkampanyekan gerakan “Bali Tolak Reklamasi” beberapa kali melancarkan tantangan terbuka kepada Arya Weda untuk berdebat soal ideologinya. Tapi tak pernah ditanggapi.
PHDI (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) yang dalam konteks Islam setara MUI sendiri sudah mengecam tindakan intoleran seperti usulan pelarangan pemakaian jilbab bagi siswi muslim di sekolah negeri.
Jadi, berita yang kita dapat dari media itu memang mengandung kebenaran. Tapi kalau sumbernya adalah Jonru dan orang-orang sejenisnya. Harap diketahui, hanya sedikit kebenaran yang mereka tampilkan. Jauh lebih banyak lagi kebenaran yang sengaja mereka sembunyikan. Sebab tujuan mereka memang untuk membangkitkan semangat kebencian.
Sayangnya bagi sebagian orang Jonru itu layaknya utusan Tuhan. Apapun yang dia katakan, pasti benar jadi langsung diterima dengan serta merta tanpa saringan.
Win Wan Nur
Penganut Islam, Tinggal di Bali
Thursday, 14 August 2014
TIDAK ANAK-ANAK LAGI
Waktu saya kecil
Saya sering merengek untuk minta permen
Dengan cara duduk (ngambek) di atas bantal
Kakek saya kemudian bilang (menakut nakuti)
Jangan duduk di atas bantal
Nanti pantat kamu bisulan gede
Waktu kecil saya memang ama takut dengan bisul
Maka saya kemudian turun dari bantal
Kakek saya bukan hanya menakut-nakuti
Tapi juga mengiming-ngimingi
Kalau mau turun dari bantal
Nanti dikasi permen yang paling enak
Tapi nanti di surga setelah mati
Sekarang saya paham
Bahwa duduk di atas bantal gak bakalan bikin bisulan
Tapi memang tidak sopan duduk di atas bantal
Karena bantal (di tempat tidur) tempatnya di kepala
Saya juga paham bahwa permen yang dijanjikan kakek saya
Itu gak ada
Sekarang tidak jamannya lagi ngajari anak-anak
Dengan menakut-nakuti
Ataupun dengan iming-imgin
Tapi dengan logika dan rasa.
Selamat pagi.
Saya sering merengek untuk minta permen
Dengan cara duduk (ngambek) di atas bantal
Kakek saya kemudian bilang (menakut nakuti)
Jangan duduk di atas bantal
Nanti pantat kamu bisulan gede
Waktu kecil saya memang ama takut dengan bisul
Maka saya kemudian turun dari bantal
Kakek saya bukan hanya menakut-nakuti
Tapi juga mengiming-ngimingi
Kalau mau turun dari bantal
Nanti dikasi permen yang paling enak
Tapi nanti di surga setelah mati
Sekarang saya paham
Bahwa duduk di atas bantal gak bakalan bikin bisulan
Tapi memang tidak sopan duduk di atas bantal
Karena bantal (di tempat tidur) tempatnya di kepala
Saya juga paham bahwa permen yang dijanjikan kakek saya
Itu gak ada
Sekarang tidak jamannya lagi ngajari anak-anak
Dengan menakut-nakuti
Ataupun dengan iming-imgin
Tapi dengan logika dan rasa.
Selamat pagi.
Thursday, 19 June 2014
BERAGAMA LOGIKA DAN RASA
LOGIKA
DASAR KEHIDUPAN
UNTUK YANG GALAU
5
logika dasar kehidupan di jagat raya ini
Logika
yang bersumber dari pemahaman: ada akibat pasti ada penyebabnya
Logika
dasar yang sejalan dengan hukum relativitas
Dan
bersumber pada hukum kekekalan energi
Bahwa
energi tidak pernah hilang
Ke
bentuk lain
Logika
pertama
Semua
ada, karena ada yang menciptakan
Adanya
akibat, karena ada sebab
Dalam
penelusuran rantai sebab akibat,
Musti
ada pencipta pertama, yang menciptakan dirinya sendiri
Musti
ada akibat, yang tidak perlu sebab
Sebut
saja dia sebagai maha pencipta
Sebut
saja dia sebagai maha penyebab
Apa
bentuk maha pencipta atau maha penyebab tersebut?
Berbentuk
energi
Yang
diciptakan bukan hanya materi yang terlihat
Bukan
hanya hardware
Tetapi
juga aturan yang mengatur, mengikat, semua kejadian
Tetapi
juga software dari jagat raya ini
Dalam
jagat raya ini
Bukan
hanya manusia yang dia ciptakan
Tapi
semua yang ada
Kalau
yang maha pencipta itu ada
Kalau
maha penyebab itu ada
Untuk
apa dia menciptakan dirinya sendiri?
Untuk
apa dia menciptakan jagat raya ini?
Untuk
sementara kita simpan dulu pertanyaan itu.
Logika
kedua
Dalam
kehidupan ini
Manusia
membuat suatu sebab
Yang
akan menghasilkan akibat
Segala
perbuatannya (sebab) akan menghasilkan (menuai) akibat
Akibat,
datang setelah ada sebab
Bisa
datang dengan segera
Bisa
juga di waktu yang akan datang
Misteri
yang masih belum diketahui penjelasannya
Logika
ketiga
Manusia
lahir sebagai bayi dalam kondisi yang berbeda-beda,
Merupakan
akibat dari suatu sebab
Tapi
kapan seorang bayi baru lahir sempat membuat sebab?
Berarti
dia pernah hidup di dunia ini sebelum kelahirannya saat ini
Berarti
akibat yang seorang bayi terima dalam hidupnya saat ini
Bukan
hanya merupakan sebab yang dia buat sebelumnya dalam hidup ini
Tapi
juga sebab yang dia buat pada kehidupan sebelum kehidupan ini
Dan
sebab yang dia buat saat ini
Akibatnya
bisa juga ditunai dalam kehidupan nanti
Setelah
kehidupan ini
Logika
keempat
Berarti
walaupun fisik ini hancur (mati)
Ada
yang kekal yang tetap hidup
Yang
akan ada terus dari kehidupan ke kehidupan dengan fisik-fisik baru
Yang
akan ada terus dari kelahiran ke kelahiran dengan fisik-fisik baru
Apa
bentuk sesuatu yang kekal yang ada dalam diri kita itu?
Hanya
energi yang tidak bisa mati
Dia
hanya berubah bentuk
Kita
sebut saja energy itu dengan roh, atman, jiwa, atau sebutan lainnya
Apa
kaitan antara energi kekal (jiwa/roh/atman) dalam diri kita
Dengan
energi maha pencipta, energi maha penyebab?
Akan
djelaskan dalam logika kelima di bawah ini
Logika
kelima
Sampai
kapan energi yang kekal (atman) itu akan terus datang ke dunia ini
Dalam
bentu-bentuk badan fisik yang baru?
Lalu
ke mana dia pergi?
Datang
ke dunia ini adalah merupakan akibat
Logikanya,
agar tidak ada akibat
Maka
jangan membuat sebab
Apakah
berarti kita harus diam
Menunggu
sisa-sisa akibat
Dari
sebab-sebab sebelumnya
Habis perlahan
sampai nol?
Atau
Ada sesuatu yang mengikat, menarik roh
tersebut untuk datang kembali ke dunia ini?
Ikatan atau tarikan tersebut merupakan
akibat
Sebab-sebab yang bagaimana yang membuat
ikatan itu hilang?
Pasti ada sebab-sebab yang dapat
menghilangkan ikatan itu
Kalau tidak, perputaran
kelahiran-kelahiran tersebut akan tidak pernah berhenti.
Kalau pun kita dapat menemukan cara
untuk menghentikan lingkaran kelahiran tersebut,
Sehingga sang atman tidak datang lagi ke
dunia ini,
Lalu ke mana dia pergi?
Energi akan menyatu dengan sesamanya
Menyatu dengan energi
Dengan energy yang lebih besar
Seperti semua air mengalir menuju lautan
Tempat bertemu dan meleburnya semua air
Sang energy atman, menyatu kembali
dengan energy yang maha besar
Sang maha pencipta
Sang maha penyebab.
Ciptaanya tidak hanya manusia
Ada binatang, tumbuhan dan lain-lain
Apakah dalam materi-materi (fisik) tersebut
juga ada energy kekal?
Ada air yang akan menuju lautan?
Apa yang diajarkan oleh ke lima logika
tersebut di atas?
Pertama,
Kita lah yang bertanggung jawab atas
diri kita sendiri
Sudah ada hukum alam yang adil yang
mengatur
Tidak ada yang perlu ditakutkan dan
dikhawatirkan
Tugas kita hanya bekerja, tidak perlu
mengkhawatirkan hasilnya
Tidak ada tempat untuk menyalahkan orang
lain
Tidak ada tempat untuk mengeluh
Bekerjalah untuk diri kita sendiri
Kedua,
We are a one big family
Kita punya energy yang sama dalam diri
kita
Yang datang dari, dan suatu saat akan
menuju ke tempat yang sama
Ketiga,
Sang Pencitpa, sungguh Maha Besar
Kebesarannya dapat dilihat dalam
ciptaanNya yang sangat besar
Maupun dalam ciptaanNya yang sangat
kecil
Untuk apa Dia ciptakan semua ini?
Kalau di atas kita bicara logika
Untuk kali ini saya pakai rasa
Untuk apa Dia ciptakan semua ini?
Untuk kebaikan
Jakarta, 19 Juni 2014
Saturday, 17 May 2014
KEBEBASAN TERAKHIR
Ketika satu citta yang merindukan kebenaran
Menemukan kedamaian dari sumbernya sendiri,
Maka kecendrungan-kecendrungan palsu berhenti
Yang merupakan hasil dari perbuatan sebelumnya
Samsara, perpindahan kehidupan
Terjadi dalam citta seseorang
Oleh karena itu
Semoga seseorang menjaga cittanya murni
Karena apa yang dipikirkannya
Demikian ia jadinya
Inilah satu rahasia Keabadian
Citta seharusnya dijaga di dalam hati
Selama ia belum mencapai Akhir Tertinggi
Seperti air menjadi satu dengan air
Api dengan api
Demikianlah citta menjadi satu
Dengan Citta Tak Terbatas
Dan dengan demikian
Mencapai kebebasan terakhir
Citta sesungguhnya sumber dari ikatan
Dan juga sumber dari kebebasan
Untuk terikat kapada hal-hal dari dunia ini: inilah ikatan
Untuk bebas dari mereka: inilah kebebasan
(Maitri Upanisad)
Wednesday, 14 May 2014
J I W A
Ketika seorang manusia tidak dapat melihat bahkan tangannya sendiri
Bila ia mendengar satu suara
Setelah itu dia mengikuti jalannya
Dan ketika matahari terbenam
Ketika bulan pun terbenam
Dan api pun padam
Serta suarapun diam
Lalu apakah cahaya yang menerangi manusia?
Yang menuntun jalannya manusia?
Jiwa, sang Diri, lalu menjadi cahayanya
Agama,
Kekuatan / kekuasaan
Sorga - sorga
Dan semua
Bersandar pada Jiwa
Semua akan meninggalkan manusia
Yang berfikir bahwa semuanya ada, terpisah dari Jiwa
Seperti segumpal garam
Dilempar ke dalam air
Di dalamnya dia larut tidak dapat dipegang lagi
Tapi di manapun air itu di ambil
Di dalamnya ditemukan garam
Jiwa Tertinggi adalah satu samudera dari kesadaran murni tanpa tepi
Dan tanpa batas
Muncul dari unsur-unsurnya
Ke dalam unsur-unsur itu ia kembali lagi:
Tidak ada kesadaran setelah kematian.
(Upanisad Himalaya Jiwa, Media Hindu)
Bila ia mendengar satu suara
Setelah itu dia mengikuti jalannya
Dan ketika matahari terbenam
Ketika bulan pun terbenam
Dan api pun padam
Serta suarapun diam
Lalu apakah cahaya yang menerangi manusia?
Yang menuntun jalannya manusia?
Jiwa, sang Diri, lalu menjadi cahayanya
Agama,
Kekuatan / kekuasaan
Sorga - sorga
Dan semua
Bersandar pada Jiwa
Semua akan meninggalkan manusia
Yang berfikir bahwa semuanya ada, terpisah dari Jiwa
Seperti segumpal garam
Dilempar ke dalam air
Di dalamnya dia larut tidak dapat dipegang lagi
Tapi di manapun air itu di ambil
Di dalamnya ditemukan garam
Jiwa Tertinggi adalah satu samudera dari kesadaran murni tanpa tepi
Dan tanpa batas
Muncul dari unsur-unsurnya
Ke dalam unsur-unsur itu ia kembali lagi:
Tidak ada kesadaran setelah kematian.
(Upanisad Himalaya Jiwa, Media Hindu)
Sunday, 23 February 2014
KITA ADALAH SATU
Kita adalah satu
Karena kita diciptakan oleh pencipta yang sama
Hidup di alam yang sama
Tunduk kepada hukum yang sama
Kalau bicara hati
Sesungguhnya dia bersifat universal
Tanpa dibedakan oleh ras, agama, bahasa
Jangan tutup hati nurani kita.
Karena kita diciptakan oleh pencipta yang sama
Hidup di alam yang sama
Tunduk kepada hukum yang sama
Kalau bicara hati
Sesungguhnya dia bersifat universal
Tanpa dibedakan oleh ras, agama, bahasa
Jangan tutup hati nurani kita.
ADAKAH SURGA DI BALI?
Saya teringat dengan pertanyaan seorang penumpang
Yang duduk di sebelah saya
Pada penerbangan dari Adelaide to Denpasar
Akhir tahun 1993
Entah dia memang belum pernah ke Bali
Ataukah hanya percakapan basa-basi chit-chat
Dalam penerbangan yang panjang
Dia bertanya kepada saya
Tempat-tempat mana yang menarik di Bali
Dia memang bukan dalam perjalanan ke Bali
Tapi hanya transit di Bali
Dalam perjalanan ke Eropa
Tempat-tempat mana yang menarik di Bali?
Agak butuh waktu saya menjawabnya
Saya balik bertanya kepadanya
"Tergantung pada apa yang kamu sukai"
"Tergantung pada apa yang mau kamu cari di Bali"
Menurut saya
Bali hanyalah sebuah pulau kecil
Cukup dekat ke mana-mana
Bahkan hanya dalam satu hari
Barangkali kita bisa mengitari pulau Bali
Dengan berkendara
Hampir semua ada di Bali
Dan dari stau tempat ke tempat lainya cukup dekat
Bahkan kadang-kadang sangat cukup dekat
Dari gunung ke laut,
Dari utara ke selatan
Dari timur ke barat
Dari tempat hingar bingar ke tempat hening
Dari tempat mahal ke tempat murah
Dari tempat modern ke tempat tradisional
Dari tempat kelemahlembutan ke tempat kekerasan
Dari tempat yang terang benderang ke tempat yang gelap gulita
Dari tempat gemerlap ke tempat prihatin
Semuanya dekat
Tidak salah rasanya kalau dikatakan
Semuanya ada di Bali
Dan semuanya berdekatan
Sangat berdekatan
Bagi yang senang keheningan
Yang suka spiritualitas
Bali adalah tempatnya, Bali adalah surga bagi mereka
Bagi yang suka narkoba,
Yang suka mabuk duniawi
Bali adalah tempatnya, Bali adalah surga bagi mereka
Mau apa, senang apa?
Bali adalah surga bagi mereka
Lalu kemudian
Neraka ada di sebelah mana?
Bagi yang suka terang
Mungkin saja gelap adalah neraka bagi mereka
Dan sebaliknya
Jadi
Neraka dan surgapun sangat berdekatan
Barangkali tidak lebih jauh dari 1 cm
Namun tujuan akhir dari hidup ini bukanlah surga
Tujuan akhir dari hidup ini adalah pulang ke asal kita
Kita adalah roh
Roh (jiwa) kita pulang ke rumahnya
Yaitu bersatu dengan Tuhan
Tuhan lah yang menjadi tujuan akhir hidup
Kalau kita mencari Tuhan
Surga pasti didapat
Tapi kalau kita mencari surga
Tuhan belum tentu didapat
Bali ibaratnya refleksi dari alam yang lebih kecil
Yang ada dalam diri setiap manusia
Semua ada berdampingan
Bukan dekat lagi
Tapi menyatu
Hanya dipisahkan oleh kesadaran
Alam yang lebih besar (makrokosmos)
Merupakan projection dari alam yang lebih kecil (mikrokosmos)
Atau sebaliknya
Aneh
Kalau ada sekelompok orang
Yang mau menghancurkan Bali
Karena bermaksud untuk menghilangkan neraka
Bali hanyalah tempat
Tempat akan selalu ada
Hanya perbedaannya adalah
Apakah tempatnya terbuka
Ataukah tempatnya sembunyi-sembunyi
Satu tempat bisa dimusnahkan
Namun akan muncul tempat lain
Yang perlu dicerahkan adalah
Apa yang ada di dalam alam mikrokosmos
Kalau alam mikrokosmos sudah cerah
Akan terefleksi, terprojeksi ke alam makrokosmos
Mari kita sucikan bali (alam internal)
Untuk mensucikan jawa (alam external)
Yang duduk di sebelah saya
Pada penerbangan dari Adelaide to Denpasar
Akhir tahun 1993
Entah dia memang belum pernah ke Bali
Ataukah hanya percakapan basa-basi chit-chat
Dalam penerbangan yang panjang
Dia bertanya kepada saya
Tempat-tempat mana yang menarik di Bali
Dia memang bukan dalam perjalanan ke Bali
Tapi hanya transit di Bali
Dalam perjalanan ke Eropa
Tempat-tempat mana yang menarik di Bali?
Agak butuh waktu saya menjawabnya
Saya balik bertanya kepadanya
"Tergantung pada apa yang kamu sukai"
"Tergantung pada apa yang mau kamu cari di Bali"
Menurut saya
Bali hanyalah sebuah pulau kecil
Cukup dekat ke mana-mana
Bahkan hanya dalam satu hari
Barangkali kita bisa mengitari pulau Bali
Dengan berkendara
Hampir semua ada di Bali
Dan dari stau tempat ke tempat lainya cukup dekat
Bahkan kadang-kadang sangat cukup dekat
Dari gunung ke laut,
Dari utara ke selatan
Dari timur ke barat
Dari tempat hingar bingar ke tempat hening
Dari tempat mahal ke tempat murah
Dari tempat modern ke tempat tradisional
Dari tempat kelemahlembutan ke tempat kekerasan
Dari tempat yang terang benderang ke tempat yang gelap gulita
Dari tempat gemerlap ke tempat prihatin
Semuanya dekat
Tidak salah rasanya kalau dikatakan
Semuanya ada di Bali
Dan semuanya berdekatan
Sangat berdekatan
Bagi yang senang keheningan
Yang suka spiritualitas
Bali adalah tempatnya, Bali adalah surga bagi mereka
Bagi yang suka narkoba,
Yang suka mabuk duniawi
Bali adalah tempatnya, Bali adalah surga bagi mereka
Mau apa, senang apa?
Bali adalah surga bagi mereka
Lalu kemudian
Neraka ada di sebelah mana?
Bagi yang suka terang
Mungkin saja gelap adalah neraka bagi mereka
Dan sebaliknya
Jadi
Neraka dan surgapun sangat berdekatan
Barangkali tidak lebih jauh dari 1 cm
Namun tujuan akhir dari hidup ini bukanlah surga
Tujuan akhir dari hidup ini adalah pulang ke asal kita
Kita adalah roh
Roh (jiwa) kita pulang ke rumahnya
Yaitu bersatu dengan Tuhan
Tuhan lah yang menjadi tujuan akhir hidup
Kalau kita mencari Tuhan
Surga pasti didapat
Tapi kalau kita mencari surga
Tuhan belum tentu didapat
Bali ibaratnya refleksi dari alam yang lebih kecil
Yang ada dalam diri setiap manusia
Semua ada berdampingan
Bukan dekat lagi
Tapi menyatu
Hanya dipisahkan oleh kesadaran
Alam yang lebih besar (makrokosmos)
Merupakan projection dari alam yang lebih kecil (mikrokosmos)
Atau sebaliknya
Aneh
Kalau ada sekelompok orang
Yang mau menghancurkan Bali
Karena bermaksud untuk menghilangkan neraka
Bali hanyalah tempat
Tempat akan selalu ada
Hanya perbedaannya adalah
Apakah tempatnya terbuka
Ataukah tempatnya sembunyi-sembunyi
Satu tempat bisa dimusnahkan
Namun akan muncul tempat lain
Yang perlu dicerahkan adalah
Apa yang ada di dalam alam mikrokosmos
Kalau alam mikrokosmos sudah cerah
Akan terefleksi, terprojeksi ke alam makrokosmos
Mari kita sucikan bali (alam internal)
Untuk mensucikan jawa (alam external)
Sunday, 19 January 2014
SIAPA YANG MENOLAK TUHAN, MENOLAK DIRINYA SENDIRI. SIAPA YANG MENERIMA TUHAN, MENERIMA DIRINYA SENDIRI
Ibarat badan ini adalah kereta tanpa kesadaran,
Siapakah Jiwa yang memiliki kekuasaan yang membuatnya sadar?
Siapakah pengemudi kereta ini?
Ada satu Jiwa di antara hal-hal di dunia ini
Namun dia di atas hal-hal dari dunia ini.
Dia jelas dan murni
Dalam kedamaian
Dari sebuah keluasan yang kosong.
Dia di luar kehidupan badan dan citta
Tidak pernah lahir
Tidak pernah mati
Abadi
Senantiasa SATU di dalam kebesarannya sendiri
Dialah Jiwa
Yang kekuasaannya memberikan kesadaran kepada badan
Dialah pengemudi kereta.
Siapakah Jiwa yang memiliki kekuasaan yang membuatnya sadar?
Siapakah pengemudi kereta ini?
Ada satu Jiwa di antara hal-hal di dunia ini
Namun dia di atas hal-hal dari dunia ini.
Dia jelas dan murni
Dalam kedamaian
Dari sebuah keluasan yang kosong.
Dia di luar kehidupan badan dan citta
Tidak pernah lahir
Tidak pernah mati
Abadi
Senantiasa SATU di dalam kebesarannya sendiri
Dialah Jiwa
Yang kekuasaannya memberikan kesadaran kepada badan
Dialah pengemudi kereta.
Thursday, 16 January 2014
KITA HARUS MENGETAHUI SANG PEMIKIR
Nafas kehidupan adalah satu:
Ketika kita bicara, hidup bicara,
Ketika kita melihat, hidup melihat,
Ketika kita mendengar, hidup mendengar,
Ketika kita berpikir, hidup berpikir,
Ketika kita bernafas, hidup bernafas.
Dan ada suatu yang lebih besar daripada nafas kehidupan.
Karena sesesorang dapat hidup tanpa bicara: kita melihat orang bisu
Seseorang dapat hidup tanpa melihat: kita melihat orang buta
Seseorang dapat hidup tanpa mendengar: kita melihat orang tuli
Sesorang dapat hidup tanpa citta yang benar: kita melihat orang gila
Tetapi adalah kesadaran hidup yang menjadi nafas kehidupan dan memberikan hidup kepada badan.
Nafas kehidupan adalah kesadaran kehidupan, dan kesadaran kehidupan adalah nafas kehidupan.
Ketika kesadaran mengatur bicara, dengan bicara kita dapat mengucapkan kata-kata.
Ketika kesadaran mengatur nafas, dengan tarikan nafas kita dapat mencium bau semua minyak wangi.
Ketika kesadaran mengatur mata, dengan mata kita dapat melihat semua bentuk.
Ketika kesadaran mengatur telinga, dengan telinga kita dapat mendengar semua bunyi.
Ketika kesadaran mengatur lidah, dengan lidah kita dapat menelan semua rasa.
Ketika kesadaran mengatur citta, dengan citta kita dapat memikirkan semua pikiran.
Bukanlah wicara yang harus kita ketahui;
Kita harus mengetahui yang bicara.
Bukanlah hal-hal terlihat yang harus kita ketahui;
Kita harus mengetahui yang melihat.
Bukanlah suara-suara yang harus kita ketahui;
Kita harus mengetahui yang mendengar.
Bukanlah citta yang harus kita ketahui;
Kita harus mengetahui sang pemikir.
(Sumber: Upanisad Himalaya Jiwa: Kausitaki Brahmana Upanisad)
Ketika kita bicara, hidup bicara,
Ketika kita melihat, hidup melihat,
Ketika kita mendengar, hidup mendengar,
Ketika kita berpikir, hidup berpikir,
Ketika kita bernafas, hidup bernafas.
Dan ada suatu yang lebih besar daripada nafas kehidupan.
Karena sesesorang dapat hidup tanpa bicara: kita melihat orang bisu
Seseorang dapat hidup tanpa melihat: kita melihat orang buta
Seseorang dapat hidup tanpa mendengar: kita melihat orang tuli
Sesorang dapat hidup tanpa citta yang benar: kita melihat orang gila
Tetapi adalah kesadaran hidup yang menjadi nafas kehidupan dan memberikan hidup kepada badan.
Nafas kehidupan adalah kesadaran kehidupan, dan kesadaran kehidupan adalah nafas kehidupan.
Ketika kesadaran mengatur bicara, dengan bicara kita dapat mengucapkan kata-kata.
Ketika kesadaran mengatur nafas, dengan tarikan nafas kita dapat mencium bau semua minyak wangi.
Ketika kesadaran mengatur mata, dengan mata kita dapat melihat semua bentuk.
Ketika kesadaran mengatur telinga, dengan telinga kita dapat mendengar semua bunyi.
Ketika kesadaran mengatur lidah, dengan lidah kita dapat menelan semua rasa.
Ketika kesadaran mengatur citta, dengan citta kita dapat memikirkan semua pikiran.
Bukanlah wicara yang harus kita ketahui;
Kita harus mengetahui yang bicara.
Bukanlah hal-hal terlihat yang harus kita ketahui;
Kita harus mengetahui yang melihat.
Bukanlah suara-suara yang harus kita ketahui;
Kita harus mengetahui yang mendengar.
Bukanlah citta yang harus kita ketahui;
Kita harus mengetahui sang pemikir.
(Sumber: Upanisad Himalaya Jiwa: Kausitaki Brahmana Upanisad)
Subscribe to:
Posts (Atom)